Senin, 04 Mei 2015

“Hanyalah Sebuah Payung”

Dua keadaan yang sangat membuatku tertekan, ϑαn benar² bingung harus bagaimana.
1. Ketika Ibu Meninggal (17 Februari 2015).
2. Ketika Jagoanku Sakit (17 Maret 2015).

Semua aku lalui sendiri, tanpa ada kamu, yang (KATANYA) memperhatikan ϑαn menyayangiku.

۞. Ketika Ibu ku meninggal, meski hanya sekedar berbela sungkawa, †αªρ¡ kamu gak mau hadir.
⇨ Padahal, mungkin itu bisa menghiburku.
۞. Ketika Jagoan ku sakit, bahkan sampai harus diopname di RS pun, kamu juga gak mau hadir.
⇨ Padahal, jaraknya pun gak terlalu jauh.

Lantas....!!!
Alasan apa yang harus aku tanam ϑαn benamkan dalam hatiku ini, agar aku tetap bisa menyayangimu, setelah aku dapati dua hal itu...? ϑαn
Masih pantaskah aku menyayangimu..?

Meski aku sadar, atas apa yang kamu lakukan (gak bisa menghadiri dua hal keadaan itu), †αªρ¡ aku masih tetap mau menemuimu, bahkan memberi kamu bonus.
Itu semua karena aku masih perhatian, ϑαn itulah salah satu bentuk perhatianku.

Tαªρ¡ apa yang aku dapatkan...?

Bukan aku mengungkit², ato gak ikhlas atas apa yang aku lakukan.

⇨ “Aku IKHLAS ϑαn benar² IKHLAS dengan yang aku lakukan”.

Tαªρ¡ ketahuilah...!!!
Aku juga manusia, yang juga ingin diperhatikan. Sebagaimana manusia lainnya.

Aku bener² baru sadar, kalo aku hanyalah payung yang cuma dipake ketika hujan turun ϑαn ketika terik matahari.
Tαªρ¡ gak apa², mungkin inilah salah satu cara Allah, agar aku bisa membuka mata hatiku, ϑαn insyaallah inilah yang terbaik buatku.


“Maaf, kalo dengan ini aku harus menjauh”.

Makasih untuk ke-EGOISan nya, ϑαn
Makasih untuk semuanya...!!!


Note :
Aku tetap mendo'akan yang terbaik buatmu. Dengan ato tanpa aku, semoga kamu tetap bahagia...!!! ☺☺.


Tidak ada komentar: