Sabtu, 11 Juni 2016

“Siapa yang Menciptakan ALLAH ?”

Ada seorang atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa².

Pertanyaan atheis itu adalah :

1. Siapa yg menciptakan Allah...?
Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya...? Bagaimana mungkin Allah ada, jika tidak ada penciptanya...?
2. Bagaimana caranya manusia bisa makan ϑαn minum tanpa buang air...? Bukankah itu janji Allah di Surga...?
(Jangan pakai dalil, †αªρ¡ pakai akal).
3. Kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka...? Bukankah neraka juga dari api...?

Tidak ada satupun jama'ah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal...?
Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2...?
Atheis itu diam membisu.
“Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, †αªρ¡ dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta, †αªρ¡ tidak bisa diciptakan...?”.
2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu, kita semua makan...? Apakah kita juga minum...?
Kalau memang kita makan ϑαn minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu...?
Atheis itu pun tetap diam membisu.
“Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan ϑαn minum di perut ibu kita, ϑαn kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan ϑαn minum juga tanpa buang air...?”.
3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah ϑαn kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah² kepada pemuda itu, †αªρ¡ pemuda itu menjawab :
“Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah, ϑαn pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga. Lalu jika keduanya dari kulit ϑαn tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar...?
Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan ϑαn Api neraka...?”.
Sang athies itu, untuk ketiga kalinya dia terdiam.


Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yg terkesan mencela / merendahkan agama kita harus kita hadapi dengan kekerasan.
Dia menjawab pertanyaan sang atheis dengan cerdas ϑαn benar, sehingga sang atheis tidak mampu berkata² lagi atas pertanyaannya.

Itulah pemuda yg Islami, pemuda yg berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berfikiran bebas, †αªρ¡ tidak liberal. Tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah.


Ada yg berkata, bahwa pemuda itu adalah “Imam Abu Hanifah, muda” Rahimahullahu Ta'ala.


Wallahu 'alam.

#By_CopPas.

http://m.facebook.com/arvin.badar
http://arvinbadarsyabikin.blogspot.com/

@arvinbadar ϑαn @AB_Story® :::...

Tidak ada komentar: