⇨ Kemarin, tepatnya Rabu, 27 Januari 2015.
(Waktu aku lihat jam, ternyata jam 03:30 WITA).
Aku bermimpi .... :
(Waktu aku lihat jam, ternyata jam 03:30 WITA).
Aku bermimpi .... :
Kalian (banyak si yang datang, †αªρ¡ yang aku kenal cuma Susi ϑαn Viqoh) pada datang ke rumahnya Anwar, yang menurut info dari Viqoh, Anwar kecelakaan. Keesokan harinya, aku tanya ke Zamroni, ternyata kabar itu benar.
Entah bagaimana cerita lengkapnya, yang jelas, dalam mimpiku kalian yang datang itu, berwajah terang ϑαn berpakaian yang bukan pada peradaban Indonesia sekarang, †αªρ¡ lebih kepada peradaban Timur Tengah. Gak cuma kalian (Susi cs), †αªρ¡ termasuk juga aku yang semula berpakaian biasa ϑαn mendadak berubah seperti kalian.
Mendadak aku, dengan sok kerenku menemui ϑαn memperkenalkan diri diantara kerumunan kalian, yang entah aku ngomong apa. Setelah dirasa cukup perkenalanku, aku lantas nylonong boy (kayak orang penting gitu) menuju “Embong Nduwur”.
Sesampainya di atas, aku duduk cantik (duduk manis, kan memang aku manis..!! ☺☺ ), sambil dalam benakku bergumam “Aku Harus Bisa Ngajak Satu Diantara Kalian, Untuk Jalan²” (yg cewek² maksudnya).
Dari kejauhan (dari rumahnya Anwar ke atas embong), aku ngedipin mata, ϑαn lucunya semua pada nengok ke aku (termasuk kalian yang cowok).
Yang cewek seakan² pada berbunga² (bukan aku ke-GR an, wong dalam mimpiku gitu kok...!!! ☺☺ ), †αªρ¡ yang cowok pada marah, seakan² mereka berfikir aku mau merebut pasangan (pacar) mereka.
Yang cewek seakan² pada berbunga² (bukan aku ke-GR an, wong dalam mimpiku gitu kok...!!! ☺☺ ), †αªρ¡ yang cowok pada marah, seakan² mereka berfikir aku mau merebut pasangan (pacar) mereka.
Entah bagaimana, tiba² didepanku sudah berdiri cantik, (dengan sedikit manja) dua cewek yang aku kenal itu (Susi ϑαn Viqoh).
Tαªρ¡ gak lama aku ngobrol sama mereka (entah apa yang kami obrolin), tiba² pasangan (pacar) mereka ini datang mendekatiku dengan wajah kurang bersahabat.
Aku cuekin dua cowok itu (yang sepertinya pasangannya Susi ϑαn Viqoh), karena memang aku gak butuh kehadirannya. Terlihat dari aura wajahnya, yang mereka makin meradang karena sikap cuek manis ku.
(#Pembaca gak boleh protes, kan memang aku manis...!!! ☺☺ ).
Aku cuekin dua cowok itu (yang sepertinya pasangannya Susi ϑαn Viqoh), karena memang aku gak butuh kehadirannya. Terlihat dari aura wajahnya, yang mereka makin meradang karena sikap cuek manis ku.
(#Pembaca gak boleh protes, kan memang aku manis...!!! ☺☺ ).
Aku berusaha menghormati Susi ϑαn Viqoh, kemudian aku berdiri dengan maksud mempersilahkan tu cowok duduk. Cum a, belum sempat aku ngomong (demi meredam emosi mereka, karena ceweknya pada nemui aku), mendadak mereka (dua cowok itu) minta maaf sama aku, ϑαn dengan wajah memelas, mereka bilang “Mas, tolong ijinkan aku pulang sama cewekku”.
(Itu kan cewek mereka, kenapa malah minta ijin ke aku...?)
CUKUP ANEH BUKAN...!?!?
(Itu kan cewek mereka, kenapa malah minta ijin ke aku...?)
CUKUP ANEH BUKAN...!?!?
Belum juga aku menjawab omongan dua cowok tersebut, mendadak Susi ϑαn Viqoh yg menjawab, “Biar kami sendiri yang nentuin”.
(Makin terlihat sedih tu cowok).
Aku berusaha kasih pengertian ke Susi ϑαn Viqoh, untuk kembali sama pasangan masing².
Syukurlah Viqoh mau meng-iyai, meskipun debgan wajah yang sedikit lesu ϑαn cuma dengan anggukan kepala. †αªρ¡ Susi....?
Susi bersih tegang gak mau pulang, kalo bukan aku yang ngantar.
(Aneh, kesini sama siapa, kok pulangnya minta anterin aku. Kalah sama jaelangkung...!!! ☺☺ ).
Syukurlah Viqoh mau meng-iyai, meskipun debgan wajah yang sedikit lesu ϑαn cuma dengan anggukan kepala. †αªρ¡ Susi....?
Susi bersih tegang gak mau pulang, kalo bukan aku yang ngantar.
(Aneh, kesini sama siapa, kok pulangnya minta anterin aku. Kalah sama jaelangkung...!!! ☺☺ ).
Kemudian, entah bagaimana cerita selama perjalananku sama Susi, aku gak jelas.
Yang jelas, sesampainya di Masjid Maduran, mendadak kami dihadang oleh sekelompok polisi yang kemudian menunjukkan surat penangkapan atas kasus, “Pembunuhan Berencana”.
Yang jelas, sesampainya di Masjid Maduran, mendadak kami dihadang oleh sekelompok polisi yang kemudian menunjukkan surat penangkapan atas kasus, “Pembunuhan Berencana”.
Kami bengong (Cuma Mlongo, Koyok Kodok Kopok).
Gimana kami gak binggung, lagi asik²nya jalan, dihadang polisi ϑαn dengan tuduhan yang gak pernah kami sangka ϑαn lakukan itu. Tαªρ¡, surat penangkapan tersebut lebih tertuju ke aku sebagai dalang dari kasus “Pembunuhan Berencana” tersebut.
Gimana kami gak binggung, lagi asik²nya jalan, dihadang polisi ϑαn dengan tuduhan yang gak pernah kami sangka ϑαn lakukan itu. Tαªρ¡, surat penangkapan tersebut lebih tertuju ke aku sebagai dalang dari kasus “Pembunuhan Berencana” tersebut.
Dengan wajah luguku (kan memang aku lugu....!!! ☺☺ ), aku tanya ke om polisi tersebut tentang, “Apa ϑαn Bagaimana Maksudnya...?”.
Dengan wajah tegas (sedikit garang), pimpinan mereka menjawab, “Ada seorang pasangan (cewek cowok) yang kecelakaan di seputaran jalan menuju Ds. Gumantuk. Yang mana pasangan tersebut meninggal ditempat karena Tabrak Lari”.
Dengan wajah tegas (sedikit garang), pimpinan mereka menjawab, “Ada seorang pasangan (cewek cowok) yang kecelakaan di seputaran jalan menuju Ds. Gumantuk. Yang mana pasangan tersebut meninggal ditempat karena Tabrak Lari”.
Kemudian dengan tegas pula aku tanya, “Terus, kenapa mengintrogasi aku, kenapa sampai kasih surat penangkapan, ϑαn apa hubungannya korban denganku...?”
Satu dari polisi itu menjawab, “Bukankah kalian barusan ketemu dengan mereka, bukankah kamu juga tadi bersih tegang dengan cowoknya, ϑαn bukankah kamu juga yg menyuruh seseorang untuk menabrak mereka, †αªρ¡ dengan maksud membunuh cowoknya, agar kamu bisa ngedapetin ceweknya....?”.
“Aku gak ngerti semua yang kamu tuduhkan pak, †αªρ¡ sopo nama korbane pak...?”, lanjut pembelaanku,
Polisi tersebut menjawab, “Viqoh”.
Polisi tersebut menjawab, “Viqoh”.
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظيِمْ ....!!!
★☆★☆
Aku gak bisa menjawab apa², karena keburu air mataku yang keluar. Sambil tersungkur, hanya isak tangisku yang terdengar.
Susi menepuk pundakku dari belakang ϑαn sambil berkata, “Tenang ϑαn sabar mas, kan bukan sampean yang nglakuin apalagi punya rencana seperti itu”.
Akupun menjawab, “Aku nangis bukan karena tuduhan polisi ini dik, †αªρ¡ kenapa Viqoh harus secepat itu...? Andaipun aku harus mengakui atas apa yang gak aku lakukan, †αªρ¡ Viqoh bisa hidup lagi, pasti aku akui, meski aku gak salah”.
Akupun menjawab, “Aku nangis bukan karena tuduhan polisi ini dik, †αªρ¡ kenapa Viqoh harus secepat itu...? Andaipun aku harus mengakui atas apa yang gak aku lakukan, †αªρ¡ Viqoh bisa hidup lagi, pasti aku akui, meski aku gak salah”.
Susi bertanya lagi, “Apa sampean juga sayang mas, sama Viqoh...?”.
“Iya dik, aku menyayangi kalian. Aku menyayangi kalian, sebagaimana aku menyayangi adik kandungku”, jawabku.
“Iya dik, aku menyayangi kalian. Aku menyayangi kalian, sebagaimana aku menyayangi adik kandungku”, jawabku.
Θαn......
Aku terus menangis, sampai tiba² aku terbangun, karena teman membangunkan tidurku.
Aku terus menangis, sampai tiba² aku terbangun, karena teman membangunkan tidurku.
★★★
Ya Allah, aku gak pernah tau makna dari mimpi²ku.
Cuma hamba mohon :
“Sayangi mereka, orang² yang aku kenal, mereka yang mengenalku, orang yang jahat sama aku. Terlebih mereka yang baik sama aku.
Lindungi mereka dari marabahaya, jauhkan mereka dari nasib yang gak baik, beri kemudahan dalam hidupnya sebagaimana Engkau memberi kemudahan padaku, pada keluargaku, ϑαn pada kedua orang tuaku”.
Ya Allah, aku gak pernah tau makna dari mimpi²ku.
Cuma hamba mohon :
“Sayangi mereka, orang² yang aku kenal, mereka yang mengenalku, orang yang jahat sama aku. Terlebih mereka yang baik sama aku.
Lindungi mereka dari marabahaya, jauhkan mereka dari nasib yang gak baik, beri kemudahan dalam hidupnya sebagaimana Engkau memberi kemudahan padaku, pada keluargaku, ϑαn pada kedua orang tuaku”.
آمِّــــيْنْ يَارَبَّ الْعَالَمِــــــــيْنْ
@arvinbadar® ϑαn @AB_Story® :::...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar