Aku merasa hari-hari ku begitu cepat, umur ku pun makin berkurang. Satu tahun lalu terasa begitu cepat. Namun sekarang waktu terasa begitu lambat.
Entah apa yang menjadikan semua ini terasa hambar. Apa jam dinding ku yang battrey nya habis, atau malah jangan-jangan mesinnya yang malah eror.....!?
Entah apa pula yang harus aku lakukan demi nundukin hati dari kegetiran ini, kepalsuan kian jelas tergambar.
Gugusan bintang telah aku sibak demi menatap terang nya cahaya.
Bumi pun aku koyak demi mencari seutas tali, tali yang selama ini mengantar ku, mengikat ku dan menjaga ku untuk membumbung ke angkasa.
Tali benang, yang meski halus, lembut, namun mampu mengendalikan layang-layang yang telah aku tumpangi.
Aku mengudara dengan begitu tenang nya.
Aku laksana penguasa yang tiada tandingan di antara sesama.
Aku melayang, menerjang, berlari dan berteriak dengan riang.
Aku menari dengan irama lembut nan gemulai.
Namun semua itu entah kemana lagi....??
Keriangan ku telah usai.
Senandung nyanyian pun kian serak.
Teriakan ku pun makin parau.
Huuuuuufftz........!!!
Apa yang terjadi......!?
Kemana layang-layang ku.....!?
Kemana benang ku.....!?
Kemana pula kebebasan ku.....!?
Aku tak tau lagi, dengan apa yang sedang dan mau aku jalani.
Aku senang.........! Memang.
Aku riang............! Jelas.
Aku damai..........! Pasti.
Tapi........
Semua itu semu.
Semu dan tiada kebenaran dalam kehidupan nyata ku.
Aku hanya mampu bersandiwara dengan kepalsuan senyum dan tawa.
Kalau sekaran aku menyakitkan.....!?
Ya maaf saja, aku tak ada niatan untuk menyakiti semua.
Aku tak tau kalian.
Aku juga tak kenal diri ku sendiri.
Aku.......
Aku sudah usai.....
Aku sudah mati.....
Kalau pun aku masih ada seperti yang terlihat sekarang, itu mungkin hanya jasad ku yang gentayangan.
Aku tak tau.
Tak tau apa setelah ULTAH ku hari ini, aku masih bisa ketemu dengan ULTAH tahun depan atau tidak.
Yang jelas, maafin aku.....
Maafin aku yang sengaja atau tidak, telah menyakiti kalian semua.
Aku sudah tidak bisa mengenali diri ku sendiri.
Sandaran kursi ku sudah hancur oleh lapuk.
Sandaran hidup ku pun telah mati.
Aku hanya, sekali lagi minta..
Maafin aku.....
Maafin aku.....
Maafin aku.....
Oleh : Arvin Badar Syabikin
...::: ABS :::...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar