Kusangka Engkau berada di puncaknya, namun tidak ku temui Engkau di sana.
Lalu aku terjun dari puncak gunung, jika Engkau ada pasti Engkau tidak membiarkan aku.
Tangan Kudrat, Iradat-Mu menyambar ku, aku terbang dengan sayap Rahmani-Mu.
Mengembara ke seluruh alam maya, namun tidak ku temui Engkau di dalam alam.
Hatiku mengatakan Engkau ada, lalu aku keluar dari pada alam dan aku terjun kedalam hatiku.
Di sana aku temui kebodohanku, bodohnya aku menyangka akulah Aku, sedangkan Dia jualah aku dan aku tiada beserta Dia.
Bila aku tiada beserta Dia, tinggallah Dia sendirian, rindulah Dia kepada diriku, lalu Dia terjun ke dalam hatinya di sana.
Dia berjumpa Aku, Aku menyambutnya dengan tersenyum.
Aku dan Dia, Dia dan Aku, bukan dua dan bukan satu, satu masih berbentuk masih berjarak titik atas dengan bawah.
Sedangkan Aku dan Dia tiada antara, bukan juga titik yang halus, titik yang halus masih menempati ruang.
Sedangkan Aku dan Dia tiada rupa tiada bentuk tiada ruang tiada zaman.
Bila aku coba mengenali Dia, aku tidak kenal lagi diriku, aku tidak kenal lagi diri Dia.
Bila dia coba mengenali diriku dia tidak kenal lagi dirinya dia tidak kenal lagi diriku.
Tiada lagi kenyataan tiada juga keghaiban.
Pengenalan sebenarnya adalah tidak kenal pengetahuan sebenarnya adalah tidak tahu.
Aku adalah rahasia Dia.
Dia adalah rahasia Aku.
Jangan diganggu rahasia ini.
Oleh : Arvin Badar Syabikin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar